Rectal Toucher
Edisi 0.2
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.
Bersuci merupakan sebagian dari Iman. (HR. Muslim no. 328)
Gangguan
- gastrointestinal
- buang air berdarah
- benjolan pada anus
- urologi
- kesulitan berkemih
- inkontinensia
- ginekologi
- neurologi
- gangguan berkemih
- gangguan defekasi
Penyakit
- prostat pada pria
- benign prostatic hyperplasia (BPH)
- kanker prostat
- prostatitis
- rektum
- hemoroid interna
- hemoroid eksterna
- kanker rektum
- trauma
- trauma abdomen
- trauma tulang belakang
- trauma pelvis
- ginekologi
- kehamilan ektopik terganggu
- tumor kavum Douglas
- anus
- fisura ani
- kondiloma anus
- kanker anus
Penjelasan
- apendisitis akut : Jika posisi apendiks vermiformis yang terinfeksi berada di pelvis, maka manifestasi klinis biasanya sedikit ditemukan. Namun, pemeriksaan rectal toucher tetap perlu dilakukan sebagai bagian dari evaluasi, terutama pada kasus apendisitis pelvika. Nyeri yang terbatas mungkin muncul saat dilakukan colok dubur pada apendisitis pelvika.
- BAB berdarah
- Deteksi kanker kolorektal: Pemeriksaan rektal dapat membantu dokter dalam mendeteksi adanya kanker kolorektal (kanker pada kolon atau rektum). Selama pemeriksaan rektal, dokter dapat merasakan adanya benjolan, polip, atau tanda lain dari kanker. Pemeriksaan ini dapat menjadi langkah awal dalam diagnosis kanker kolorektal. Kanker usus besar, biasanya memerlukan pemeriksaan tambahan seperti kolonoskopi.
- Evaluasi prostat pada pria: pemeriksaan rektal dapat membantu dalam deteksi dini pembesaran prostat akibat benign prostatic hyperplasia (BPH), kanker prostat, dan prostatitis. Gejala pembesaran prostat, seperti nokturia, aliran urin tidak lancar (disuria), harus mengedan untuk bisa mengeluarkan urin (straining), dan urin menetes di akhir berkemih (terminal dribbling).[2]
- Diagnosis gangguan pada rektum: pemeriksaan rektal dapat membantu dalam diagnosis gangguan pada rektum, seperti hemoroid interna,[2] fissura ani (retakan pada anus), abses, dan kista rektal. Dokter dapat merasakan adanya perubahan struktural atau tanda-tanda inflamasi saat melakukan pemeriksaan rektal.
- Evaluasi kelainan dan infeksi anus: Pemeriksaan rektal juga dapat membantu dalam mengevaluasi kelainan dan infeksi pada anus. Dokter dapat mencari tanda-tanda infeksi menular seksual seperti gonore atau kutil kelamin, serta merasakan adanya benjolan, luka, atau kelainan lainnya di sekitar anus.
- Evaluasi kondisi medis lainnya: Pemeriksaan rektal juga dapat membantu dokter dalam mengevaluasi kondisi medis lainnya yang terkait dengan organ dan struktur di sekitar rektum. Misalnya, dalam kasus rektokel (prolaps rektum), dokter dapat merasakan adanya penonjolan jaringan rektum melalui pemeriksaan rektal.
Artikel Terbaru
|
Apendisitis |
Kocher Sign |
Sitkovsky Sign |
Edema Mukosa |
Blumberg Sign |
Multivitamin |
Ruam |
Ruam Sekunder |
Vitamin |
Tuberkulosis Primer |
Artikel Favorit
* harga sewaktu-waktu dapat berubah
Sponsor
Update 24/06/24