Home Klinik Kedokteran

Tinea Cruris

Edisi 0.2
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.


Pengertian

Tinea cruris adalah dermatofitosis pada sela paha, perineum dan sekitar anus karena epidermophyton floccosum, trichophyton rubrum dan trichophyton mentagrophytes.
Sinonim : tinea kruris | Kompetensi : ? | Laporan Penyakit : ? | ICD X : B.35.6

Gambar Tinea Cruris

Tinea Cruris (tokopedia.com)



Penjelasan

?

Epidemiologi

  • dermatofitosis terbanyak di Indonesia
  • pria lebih sering terkena daripada wanita

Penyebab

Faktor Etiologi


  • infeksi jamur :
    o epidermophyton floccosum
    o trichophyton rubrum
    o trichophyton mentagrophytes

Faktor Predisposisi


  • suhu panas
  • kelembaban

Patogenesis

  • maserasi dan oklusi kulit lipat paha menyebabkan peningkatan suhu dan kelembaban kulit akan memudahkan infeksi, selain itu dapat pula terjadi akibat penjalaran infeksi pada bagian tubuh lain

Diagnosis

  • lesi kulit (ruam) : berbatas tegas dengan tepi meninggi berupa papulovesikel yang eritematosa dan bagian tengah yang tampak mengalami kesembuhan
  • lokasinya pada area genitokrural dan sisi medial paha atas
  • lesi dapat meluas hingga area gluteus, perut bawah atau bagian tubuh lainnya

Penatalaksanaan

  • menghilangkan faktor predisposisi, menganjurkan pasien mengusahakan daerah lesi selalu kering dan memakai pakaian yang menyerap keringat
  • bila menggunakan terapi topikal (mikonazol harus diobati selama 2 minggu), pengobatan dilanjutkan hingga 1 minggu setelah lesi sembuh
  • jika lesi luas atau gagal dengan terapi topikal, dapat digunakan obat oral seperti griseofulvin 500-1000 mg/hari atau 10-20 mg/kgBB/hari dosis tunggal selama 2-6 minggu atau terbinafin 250 mg/hari selama 1- 2 minggu atau itrakonazol 2x100 mg/hr selama 2 minggu atau ketokonazol 200 mg/hr selama 10-14 hari

Referensi

  1. dr. Emmy S. Sjamsoe Daili, SpKK(K), dr. Sri Linuwih Menaldi, SpKK(K), dr. I Made Wisnu, SpKK(K). Penyakit Kulit Yang Umum Di Indonesia : Sebuah Panduan Bergambar. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2005. Hal. 30.
  2. Prof. dr. Muhammad Dali Amiruddin, SpKK., DR. dr. Farida S. Ilyas, SpKK., dr. Syafruddin Amin, SpKK. & dr. Dianawaty Amiruddin, SpKK. Buku Ajar Penyakit Kulit Di Daerah Tropis. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar. Hal. 153-156.

ARTIKEL TERBARU


| Apendisitis | Kocher Sign | Sitkovsky Sign | Edema Mukosa | Blumberg Sign | Multivitamin | Ruam | Ruam Sekunder | Vitamin | Tuberkulosis Primer |


ARTIKEL FAVORIT


| Eksudat Fibrinosa | Vulnus Excoriatum | Neoplasma In Situ | Meteorismus | Ekstremitas Bawah | Eksudat | Krusta | Rectal Toucher | Sistem Retikuloendotelial | Kocher Sign |


SPONSOR



A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z

Update 7/04/22