: berikan cairan oralit 15-20 ml/kgbb/jam dalam waktu 3 jam pertama atau 75 ml/kgbb dalam 4 jam pertama atau sesuai dengan umur jika berat badan anak tidak diketahui selama pemantauan (observasi) di klinik atau rumah sakit; berikan tambahan cairan oralit jika anak menginginkannya.
: jika anak muntah maka tunggu selama 10 menit lalu beri larutan oralit lebih lambat (misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit); beri minum lebih banyak jika anak ingin minum lebih banyak; bila anak sama sekali tidak bisa minum oralit misalnya karena muntah profus maka segera berikan cairan intravena secepatnya meskipun belum terjadi diare dehidrasi berat.
: pemberian ad libitum; teruskan ASI, makan dan minum selama diare, beri makanan ekstra setelah sembuh; bila keadaan memburuk atau dalam 2 hari tidak membaik segera bawa ke dokter dan oralit tetap diberikan; bila terjadi hiponatremia agar konsultasi ke dokter.
: lakukan terapi rehidrasi berupa cairan infus (rehidrasi intravena) secara cepat (kecuali larutan glukosa 5% tunggal) dengan pengawasan ketat lalu berikan rehidrasi oral (oralit) segera setelah anak membaik; larutan oralit dapat diberikan pada saat mempersiapkan infus jika anak bisa minum.
: hentikan infus dan berikan cairan oralit (sekitar 5 ml/kgBB/jam) selama 3-4 jam pada bayi atau 1-2 jam pada anak lebih besar jika kondisi anak membaik walaupun masih menunjukkan tanda dehidrasi ringan; semua anak harus mulai minum larutan oralit ketika anak bisa minum tanpa kesulitan untuk memberikan basa dan kalium yang mungkin tidak cukup disediakan melalui cairan infus; hentikan oralit bila diare berhenti dan penderita segar kembali.
| Apendisitis | Kocher Sign | Sitkovsky Sign | Edema Mukosa | Blumberg Sign | Multivitamin | Ruam | Ruam Sekunder | Vitamin | Tuberkulosis Primer |