: [indikasi] tuberkulosis dengan gejala pada anak antara lain anoreksia, berat badan kurang, mudah sakit, malaise, reaksi cepat suntik vaksinasi BCG kurang 1 minggu, batuk berulang, benjolan di leher, demam, berkeringat di malam hari dan diare persisten.
: kesulitan diagnosis kadang terjadi pada bayi, anak dan lansia karena gejala (terutama nyeri abdomen) yang tidak khas atau letak apendiks vermiformis yang terinfeksi; kesulitan diagnosis pada bayi, anak dan lansia menyebabkan keterlambatan penatalaksanaan & diagnosis diketahui setelah terjadi komplikasi (terutama perforasi intestinal).
: awalnya anak hanya sering rewel & tidak mau makan, sering tidak bisa melukiskan rasa nyerinya lalu beberapa jam kemudian akan timbul muntah-muntah, lemah dan letargik sehingga sering baru diketahui setelah perforasi intesintestinal; colok dubur tidak dianjurkan pada anak.
: penderita demam berdarah dengue setelah nyamuk aedes aegypti menggigit seseorang yang tidak memiliki kekebalan tubuh (umumnya anak-anak) terhadap virus dengue; biasanya kejang terjadi pada anak karena panas tinggi; prognosis lebih ringan pada anak.
: [penatalaksanaan] berikan shampoo selenium sulfida 1,8 atau shampoo ketokonazol 2%, zink pirition (shampo anti ketombe) atau salep preparat ter (liquor carbonis detergens) 2-5% pada lesi di kulit kepala anak atau orang dewasa sebanyak 2-3 kali seminggu selama 5-15 menit per hari.
: bayi dan anak lebih kecil lebih mudah & lebih berbahaya jika mengalami dehidrasi dibandingkan anak lebih besar & dewasa; [penatalaksanaan] berikan 1 sachet larutan oralit setiap kali buang air besar encer; berikan 1 sachet larutan oralit setiap kali buang air besar encer.
: berikan cairan oralit 15-20 ml/kgbb/jam dalam waktu 3 jam pertama atau 75 ml/kgbb dalam 4 jam pertama atau sesuai dengan umur jika berat badan anak tidak diketahui selama pemantauan (observasi) di klinik atau rumah sakit; berikan tambahan cairan oralit jika anak menginginkannya.
: jika anak muntah maka tunggu selama 10 menit lalu beri larutan oralit lebih lambat (misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit); beri minum lebih banyak jika anak ingin minum lebih banyak; jika kelopak mata anak bengkak maka hentikan pemberian oralit; beri minum air matang atau ASI.
: nilai kembali anak setelah 3 jam untuk memeriksa tanda dehidrasi yang terlihat sebelumnya; bila anak sama sekali tidak bisa minum oralit misalnya karena muntah profus maka segera berikan cairan intravena secepatnya meskipun belum terjadi diare dehidrasi berat; anak segera diberi makan dan minum setelah tercapai rehidrasi dan ASI tetap diteruskan.
: lakukan terapi rehidrasi berupa cairan infus (rehidrasi intravena) secara cepat (kecuali larutan glukosa 5% tunggal) dengan pengawasan ketat lalu berikan rehidrasi oral (oralit) segera setelah anak membaik; larutan glukosa 5% tunggal tidak efektif dan jangan digunakan untuk terapi rehidrasi pada diare dehidrasi berat pada anak.
: hentikan infus dan berikan cairan oralit (sekitar 5 ml/kgBB/jam) selama 3-4 jam pada bayi atau 1-2 jam pada anak lebih besar jika kondisi anak membaik walaupun masih menunjukkan tanda dehidrasi ringan; semua anak harus mulai minum larutan oralit ketika anak bisa minum tanpa kesulitan untuk memberikan basa dan kalium yang mungkin tidak cukup disediakan melalui cairan infus.
: biasanya terjadi pada bayi usia 6 bulan hingga anak usia 5 tahun (2-4% kasus); hampir 1 dari 25 anak pernah mengalami kejang demam; jarang pada bayi usia dibawah 6 bulan atau anak usia diatas 3 tahun; jika anak memiliki riwayat kejang tanpa demam lalu mengalami kejang kembali dengan demam maka tidak termasuk diagnosis kejang demam.
: [penyebab] penularan lebih sering terjadi pada anggota keluarga (terutama anak) yang tinggal serumah dengan penderita TB paru; ditemukan 30% menderita TB paru melalui pemeriksaan darah/tes serologi dan 30-50% melalui uji tuberkulin positif pada anak yang kontak dan tinggal serumah dengan orang dewasa penderita TB paru.
: [indikasi] penggunaan pada anak khususnya saat mengalami keadaan maligna terutama leukemia dan kelainan enzim tertentu misalnya sindrom Lesch-Nyhan; [posologi] dosis anak-anak 10-20 mg/kgbb/hari atau 100-400 mg sehari; <6 tahun maksimal 150 mg per hari; 6-10 tahun dengan kanker maksimal 300 mg per hari.
: 40 mg sulfametoxazol/kgbb & 8 mg trimetoprim/kgbb sehari dibagi dalam 2 dosis atau usia 1-3 tahun 2 x ½ tablet sehari, usia 3-5 tahun 2 x 1 tablet sehari atau usia 2-6 tahun 2 x 5 ml sirup sehari, usia 6-12 tahun 2 x 10 ml sirup sehari atau usia >12 tahun 2 x 1 sehari.
: tidak dianjurkan untuk pencegahan rutin muntah setelah operasi dan pemakaian pada anak-anak kecuali setelah kemoterapi kanker dan radioterapi; dosis mual & muntah pada anak ≤12 tahun atau <35 kg adalah 3 x 250 mcg sehari dengan dosis maksimal 750 mcg/kgBB sehari.
: tablet dimulai 2 mg/kgbb/hari & dapat diulang 6-8 jam kemudian tergantung respon yang timbul dengan menaikkannya 1 atau 2 mg/kgbb dari dosis awal hingga maksimal 6 mg/kgbb/hari; injeksi 1 mg/kgbb intramuskular atau intravena dibawah pengawasan dokter; dosis dapat ditingkatkan maksimum 6 mg/kgbb setelah kira-kira 2 jam.
: 3-4 x 10 mg/kgbb/hari; usia 1-3 tahun 3-4 x ¼ tablet per hari (60-120 mg/kali), 3-6 tahun 3-4 x 1/3 tablet (120-170 mg/kali), 6-12 tahun 3-4 x ½-1 tablet (170-300 mg/kali); 12-23 bulan 3-5 x 3,75 ml sirup (¾ sendok teh), 2-3 tahun 3-5 x 5 ml sirup (1 sendok teh), 4-5 tahun 3-5 x 7,5 ml sirup (1½ sendok teh), 6-8 tahun 3-5 x 10 ml sirup (2 sendok teh), 9-10 tahun 3-5 x 12,5 ml sirup (2½ sendok teh), 11-12 tahun 3-5 x 15 ml sirup (1 sendok makan); 10-24 bulan 4-5 x 1,2 ml drop, 2-3 tahun 4-5 x 1,6 ml drop.
: [pencegahan] [pencegahan primer] hindari pajanan asap rokok dan polutan lain selama kehamilan dan masa perkembangan bayi atau anak; [pencegahan sekunder] untuk mencegah inflamasi pada anak yang telah tersensitisasi; [pencegahan tersier] untuk mencegah manifestasi asma pada anak yang telah menunjukkan manifestasi penyakit.
| Apendisitis | Kocher Sign | Sitkovsky Sign | Edema Mukosa | Blumberg Sign | Multivitamin | Ruam | Ruam Sekunder | Vitamin | Tuberkulosis Primer |