Patofisiologi
hipoksia
: hipoksia lokal memudahkan pertumbuhan bakteri anaerob & mengganggu aktivitas bakterisidal dari granulosit sehingga lebih meningkatkan aktivitas fagosit daripada granulosit, degradasi berbagai sel & pengentalan cairan lalu membentuk abses.
- usus kecil bagian distal (jejunum dan ileum) ditempati oleh bakteri aerob (escherichia coli) dan bakteri anaerob (terutama bacteroides fragilis).
- dapat berlanjut menjadi peritonitis bakterial karena kebocoran dinding usus kemudian terlepasnya sebagian isi usus seperti udara dan bakteri masuk ke dalam rongga peritoneum abdomen lalu akan merangsang masuknya berbagai sel inflamasi akut.
- omentum dan berbagai organ viseral cenderung melokalisir proses peradangan lalu menghasilkan phlegmon (biasa terjadi pada perforasi kolon)
- bila tidak teratasi maka akan terjadi bakteriemia, sepsis, multiple organ failure dan shock
Apendisitis Akut
apendisitis akut
: peradangan apendiks vermiformis (massa periapendikular) yang mengandung nekrosis jaringan dalam abses, dapat mengalami perforasi intestinal & gangren atau bisa pula menghilang; abses menjadi perforasi intestinal biasanya terjadi dalam 24-36 jam.
mudah terjadi perforasi intestinal pada anak karena memiliki omentum lebih pendek, apendiks vermiformis lebih panjang, dinding apendiks vermiformis lebih tipis dan daya tahan tubuh yang masih kurang.
gejala penyakit pada lansia (orang tua) sering samar-samar sehingga lebih dari separuh (>50% kasus) baru dapat didiagnosis setelah terjadi perforasi intestinal karena adanya gangguan pembuluh darah; prosentase perforasi usus pada bayi 80-90% kasus.
Penyakit Lain