: apendisitis gangrenosa/perforata; gunakan antibiotik spektrum luas intravena pre operatif untuk mengurangi infeksi pasca bedah; pemberian antibiotik post operatif diteruskan selama 24 jam bila tanpa komplikasi, diteruskan 5-7 hari jika terjadi apendisitis ruptur/dengan abses, diteruskan sampai 7-10 hari bilamana terjadi apendisitis ruptur dengan peritonitis difus.
: [penatalaksanaan] berikan short acting beta agonists (SABA) inhalasi dan antibiotik bila batuk menetap lebih 30 hari, tidak respon terhadap pengobatan dan sputum menjadi purulen; berikan antibiotik pada bronkitis karena infeksi bakteri dengan dahak purulen (berwarna kuning atau hijau), demam tetap tinggi dan kepada penderita dengan riwayat penyakit infeksi paru-paru.
: antibiotik tidak diberikan secara rutin; biasanya dianjurkan jika penyebabnya telah dipastikan sebagai bakteri, gejala diare sangat parah atau memiliki kekebalan tubuh yang lemah dan rentan terhadap infeksi; pemberian yang tidak tepat akan memperpanjang diare karena disregulasi mikroflora usus.
: hampir semua antibiotik bersifat bakterisid seperti antibiotik yang bekerja menghambat sintesis dinding sel kuman (misalnya penicillin, sefalosporin, vancomycin, teicoplanin, bacitracin), menghambat sintesis protein secara ireversibel (misalnya aminoglikosida) dan menghambat sintesis asam inti (misalnya kuinolon, rifampicin, nitrofurantoin, metronidazole).
: penggunaan ambroxol bersamaan dengan antibiotik seperti amoxicillin, cefuroxime, doxycycline dan erythromycin dapat meningkatkan konsentrasi ambroxol di dalam darah dan dapat menyebabkan penetrasi antibiotik tersebut ke dalam jaringan paru-paru sehingga meningkatkan risiko efek samping.
| Apendisitis | Kocher Sign | Sitkovsky Sign | Edema Mukosa | Blumberg Sign | Multivitamin | Ruam | Ruam Sekunder | Vitamin | Tuberkulosis Primer |